Yang Kurang dari Kampanye Digital “Aji Mumpung” oleh GOJEK

Gojek seperti unicorn lain yang online-online gitu 😀 memang memiliki tim kreatif dalam hal periklanan yang cukup hebat, bahkan bisa dibilang nekat! Tiap campaign yang dihembuskan itu sebagian besar mengandung materi yang viral-able.

Banyak yang mengira tim kreatif dari para unicorn yang sekali lagi online-online gitu ini berasal dari Prof. Marketing diluar planet bumi. Tapi tidak kok sebenarnya, mereka tetap adalah insan manusia biasa yang juga tak luput dari salah dan dosa.

Kampanye Aji Mumpung GOJEK

Baru-baru ini GOJEK meluncurkan iklan video untuk kampanye digital “Aji Mumpung” yang mendompleng momentum pemilu presiden dan anggota legislatif. Video tersebut secara lengkap dapat disaksikan melalui tayangan dibawah ini:


Sekilas pandang kita lihat kampanye digital diatas sangat momentumental dan on point dengan kondisi hype yang terjadi saat ini. Video iklan dibuat dengan eksekusi yang baik dengan menggunakan soundtrack tipikal mars yang lazim kita temukan di iklan-iklan politik / parpol lengkap dengan orasi dan testimoni-testimoni dari pihak yang diumpamakan sebagai konstituen.

Selain dari iklan video diatas, ternyata alat peraga kampanye lainnya juga sudah tersebar di beberapa titik, seperti:

Gojek,aji mumpung
Baliho Aji Mumpung Gojek
Ajimumpung, Gojek
Gojek Baliho Ajimumpung

Lantas juga diintegrasikan dengan promo-promo di dalam aplikasi, seperti

gojek,promo
Promo Gojek

Img source: Group Facebook Ahensi Ex Ahensi

Yang Kurang dari Kampanye Ajimumpung Gojek

Cukup lengkap integrasi kampanye Ajimumpung Gojek tersebut, sudah ada video, baliho, hingga digital banner di kanal pribadi (aplikasi) yang tematik, namun masih ada hal lain yang nampaknya bisa jadi ruang improvisasi, seperti:

Tidak adanya figur atau persona digital Bapak Yth. Ajimumpung ini

Gojek bisa memanfaatkan persona Caleg tandingan mirip-mirip fenomena capres tandingan Nurhadi Aldo untuk mengkomunikasikan kembali rencana-rencana programnya sembari asyik berkampanye untuk memilih dirinya.

Gojek membiarkan figur caleg Aji Mumpung ini tetap misterius, untuk saat ini (karena kita tidak tahu rencana kampanye GOJEK yang lebih komprehensif), padahal persona Aji Mumpung ini dapat menjadi fenomena baru kampanye digital suatu brand.

Misalnya persona digital Aji Mumpung ini membuat halaman khusus di fanpage, instagram, atau twitter dan memberikan konten alternatif akan panasnya suhu politik di dalam negeri sembari memberikan sosialisasi program-program GOJEK yang ujung-ujungnya juga berbentuk promosi. Tentu hal ini akan sangat menarik!

Cukup Telat untuk Sadar

Yang kurang selanjutnya adalah tim kreatif Gojek (baik in-house ataupun agensi nya) kurang lekas sadar bahwa momentum politik seperti ini dapat menjadi momentum promosi komersial yang menarik, bisa jadi ide kampanye digital ini didahului oleh viral nya figur tandingan capres semisal Nurhadi-Aldo (Dildo).

Apabila kampanye digital gojek ini lebih awal daripada fenomena Nurhadi-Aldo dan dimanfaatkan dengan membuat persona “Caleg Tandingan” seperti saya jabarkan di poin sebelumnya, maka potensi viral kampanye ini akan jauh lebih bombastis serta tidak mendapat nada sumbang dari netizen nyinyir seperti “Oh.. ini ngikutin Nurhadi-Aldo, ya?”

Manfaatkan dengan berkoalisi bersama Kubu Dildo

Langkah selanjutnya yang dapat di-optimalkan jika figur digital (persona) caleg tandingan itu terbentuk adalah Bapak Yth. Ajimumpung ini dapat menjajaki koalisi dengan capres tandingan Nurhadi-Aldo yang telah lebih dulu mencuri momentum.

Bisa dengan sinkronisasi program atau deklarasi dukungan seperti layaknya aktivitas-aktivitas politik yang lazim. Jika momentum ini dimanfaatkan dengan kerja kreatif tambahan dari tim Gojek, maka harapannya kampanye gojek ini akan semakin sukses dengan promosi yang makin viral dan juga masyarakat dunia maya akan makin disuguhi konten-konten alternatif mengenai pemilu, bukan hanya jadi penonton dari asyik masyuknya pergulatan cebong vs kampret.

Faris Biladi,

Digital Behaviour Enthusiast | Kontak: [email protected]

Comments

comments