Waspada Bisnis E-hate, Bisnis Menebar Kebencian di Internet

Saat sedang membuka sebuah website atau akun media sosial tentu Anda pernah menjumpai mereka yang menjalankan bisnis E-hate. Bisnis ini memang benar adanya dan nyata berada di sekeliling kita. Lantas apakah yang dimaskdu dengan bisnis E-hate? Berikut penjelasannya.
Daftar Isi
Pengertian Bisnis E-hate
Bisnis E-hate adalah sebuah bisnis di internet yang bertujuan untuk mendapatkan banyak keuntungan dengan cara memprovokasi dan menebar kebencian di dunia maya. Anda dapat menemui semisal di Facebook Fans Page, Website/ blog, akun media sosial yang menebar kebencian ini demi kepentingan bisnis.
Mungkin masih banyak yang belum mengetahui seperti apa itu bisnis E-hate, penyebabnya adalah sampai saat ini belum ada satupun yang bisa menjabarkan bisnis E-hate secara jelas. Dijelaskan dalam Urbandictionary.com Ehate atau E-hate adalah lawan kata dari “dicintai” atau “dikagumi” di internet. Secara tidak resmi, kata ini juga didefinisikan sebagai seseorang atau sekelompok orang yang tidak disukai oleh komunitas online. Kata E-hate secara tidak sengaja diciptakan oleh pengidap disleksia pada Newstoday community.
Tujuan dari bisnis online ini adalah untuk mencari keuntungan dengan cara menebarkan kebencian yang menyasar kepada seseorang atau instansi melalui media internet. Target E-hate ini bisa siapa saja, yang penting bisa memberikan penghasilan langsung ataupun tidak langsung kepada si penebar kebencian tersebut.
Aktivitas E-hate Mudah Ditemukan di Internet
Sebenarnya kegiatan E-hate ini banyak sekali kita temukan di internet, terutama di media sosia seperti Facebook dan Twitter. Bentuknya adalah adanya sebuah rumor yang dibawa oleh para pembenci. Rumor ini kemudian disebarkan oleh orang-orang tertentu, kemudian diterima mentah-mentah oleh sebagian pengguna internet yang terlalu ‘lelah’ dalam menggunakan logika.
Belum ada kepastian kapan bisnis E-hate ini mulai muncul. Bahkan siapa yang menjadi perintisnya di Indonesia pun tidak jelas. Satu hal yang pasti, bisnis ini terlihat nyata pada masa-masa pemilihan presiden dan masih terus berlangsung hingga saat ini. Mereka yang menjalankan bisnis E-hate ini sangat pandai dan piawai dalam memanfaatkan para Followers mereka di media sosial dalam mencari uang dengan cara yang tidak etis, yaitu menebar kebencian. Semakin banyak pembenci, maka si pebisnis E-hate akan semakin untung.
Cara Kerja Bisnis E-hate
Proses dari sebuah bisnis E-hate ini dimulai dari para pelaku bisnis E-hate yang melakukan gerakannya dengan cara membuat konten (tulisan, image, dan lainnya) yang bertujuan untuk memprovokasi. Mereka tidak peduli apakah data itu benar atau tidak, yang penting dapat menghasilkan sebuah kebencian para netter. Bahkan para pelaku bisnis E-hate ini mampu menciptakan sebuah propaganda analis yang kemudian membuat para pembaca tertipu dan suka rela menyebarkan konten tersebut di internet. Tidak hanya itu saja, para pembaca yang kerap naik darah atas konten E-hate akan menciptakan banyak komentar dan menjadi viral di media sosial.
Dengan banyaknya komentar dan viral di media sosial tersebut, maka tentu saja akan semakin banyak para haters (pembenci) yang berdatangan pada konten tersebut. Inilah yang kemudian akan membuat nilai jual tulisan atau akun si pebisnis E-hate akan semakin meningkat dan harganya akan sangat tinggi. Akun atau website si pebisnis E-hate akan sering dikunjungi oleh para haters lainnya. Jika langkahnya sudah sejauh ini, maka proses promosi produk lainpun akan semakin mudah, misalnya untuk berjualan baju, pulsa, mencari donatur, menerima jasa pasang iklan, dan lain-lain.
Website jaringan penyedia jasa pemasangan iklan, misalnya Google Adsense, kemungkinan besar tidak bisa melacak sumber trafik yang datang ke sebuah portal/ blog karena sebenarnya Google sangat menentang konten yang menebar kebencian. Pada akhirnya website si pelaku bisnis E-hate akan ramai pengunjung dan website tersebut menjadi populer di internet.
Topik yang Sering Dibahas Oleh Pelaku Bisnis E-hate
Agama dan politik adalah topik yang kerap kali diangkat oleh para pelaku bisnis E-hate. Seperti yang kita ketahui, banyak sekali perbedaan pendapat dari berbagai pihak mengenai topik agama dan politik. Hal ini menjadi hal yang sulit untuk mengajak seluruh pembaca berpikir logis. Selain kedua topik ini, para pebisnis E-hate juga mengangkat topik lain, namun tidak seefektif topik Agama dan Politik dalam menghasilkan banyak haters.
Bisnis menebar kebencian yang dilakukan para pelaku E-hate bukanlah hal yang sulit. Hanya dengan membuka sebuah topik kecil lyang sensitif, maka topik/ konten tersebut akan menyebar dengan sendirinya. Mereka membolak-balikkan sebuah fakta sehingga sangat sulit menganalisa kebenarannya. Bahkan bila tulisan yang diciptakan ternyata terbukti bohong, para pelaku E-hate ini selalu punya cara jitu mengelak dan menghindar.
Tentu saja semakin banyak pihak yang memberikan komentar, mereka tidak akan mendapatkan apa-apa. Mereka hanya akan dipenuhi rasa marah dan benci dalam dirinya yang kemudian menggerogotinya dari hari ke hari. Di sisi lain, keuntungan besar diraih oleh pebisnis E-hate karena ia menjadi terkenal dan mendapatkan berbagai tawaran yang bisa menghasilkan uang, misalnya menjual space iklan mahal di website atau Fans Page miliknya.
Umumnya pebisnis E-hate membuat konten yang berisi fitnah terhadap orang-orang terkenal, tokoh yang memiliki banyak fans, figur yang memiliki banyak pendukung maupun pembenci. Semakin Anda terpengaruh dan tersulut emosi oleh tulisan mereka, maka mereka akan semakin senang dan merasa sukses. Bagi pebisnis E-hate, menebarkan kebencian demi popularitas dan uang adalah hal yang wajar.
Oleh karena itu, sangatlah penting bagi Anda untuk mengetahui sesuatu secara pasti sebelum meebrikan penialaian terhadap suatu hal. Anda harus dapat mencerna informasi dengan baik dan sellau waspada akan informasi yang banyak disebarkan di media online. Dampaknya tidak hanya pada diri sendiri, namun juga berimbas pada masyarakat luas.

Cari Info Digital & Teknologi Lebih Banyak:
1 Comment