Menertawakan Politik Socmed Bersama Nurhadi Aldo (DILDO)

Istilah tronjal-tronjol, Dildo, dan kata-kata lain yang sebenarnya saru menurut budaya Indonesia itu makin akrab di timeline media sosial kita. Pelakunya tak lain adalah pasangan capres-cawapres imajiner bernama Nurhadi – Aldo yang karib disingkat menjadi DILDO.
Mengusung semboyan kampanye #McqueenYaQueen (baca: Makin Yakin) yang terkadang diimprovisasi menjadi #SmackQueenYaQueen (baca: Semakin Yakin), pasangan Dildo ini berhasil menjadi pesaing kuat duo capres resmi yang sedang berduel memperebutkan kursi RI-1 di Tahun 2019 ini.
Setidaknya di media sosial menurut data yang dibagikan oleh pengguna facebook bernama “Muhammad Imran”, persaingan popularitas Nurhadi-Aldo ini terlihat cukup sengit melawan Presiden Joko Widodo & Capres Prabowo Subianto. Bahkan dibeberapa kesempatan, pasangan Dildo ini berhasil menyalip Capres Prabowo Subianto dalam beberapa parameter.
Daftar Isi
Dildo vs Jokowibowo
Masih menurut data yang dibagikan oleh Muhammad Imran, terlihat militansi kader dan simpatisan ini luar biasa! bahkan sempat dalam parameter share per fans (rasio postingan dibagikan oleh fans yang aktif) itu mengalahkan capres Prabowo.
Terlihat dari statistik diatas, pertumbuhan militansi kader Dildo ini cukup mengerikan karena dalam beberapa aspek berhasil mengalahkan salah satu capres resmi yang tentunya sudah memiliki pasukan digital yang profesional.
Tidak hanya dalam angka-angka, popularitas pasangan ini juga tercermin dari analisa word of mouth di dunia maya, yang mana saat ini DILDO benar-benar mencuri perhatian dari netizen tanah air. Mungkin jika ada survey dengan pertanyaan jika survey dilaksanakan hari ini dan dildo masuk sebagai salah satu penantang, maka bisa jadi DILDO akan memiliki tingkat keterpilihan tertinggi dibanding duo pasangan capres lain jika parameter yang diusung adalah tingkat popularitas.
Representasi Kejenuhan Debat Copras-Capres di Socmed
Fenomena Nurhadi-Aldo adalah artikulasi dari kejenuhan netizen akan penuhnya lini masa (timeline) mereka dengan debat simpatisan masing-masing capres yang tidak jarang melebar menjadi saling menghujat satu sama lain.
Sudah rahasia umum jika saat ini saat kita membuka media sosial, akan hilir mudik postingan dengan topik pilpres, yang mana dikolom komentar malah menjadi arena tinju dari masing-masing simpatisan capres, perdebatan yang ada sudah jauh dari kualitas, bahkan lebih rendah dari debat kusir, karena nuansanya bukan kritis untuk kemajuan bangsa menemukan pemimpin terbaik bagi negeri lagi, melainkan saling serang sisi personal capres-cawapres yang juga tidak jarang menyerang secara personal pihak-pihak yang berdebat tersebut.
Misalnya salah satu pendukung menyerang pendukung yang lain dengan istilah non subtansial seperti Kafir, Komunis, PKI, Aseng, dll, sementara yang lain membalas dengan istilah Arab, Onta, dsb tentulah mengkhawatirkan jika koridornya persatuan bangsa di ranah maya. Benih-benih dari pertentangan ini nantinya bisa menjadi peluang bagi timbulnya disintegritas (perpecahan) bangsa.
Parahnya lagi, fenomena saling hujat ini tidak berhenti di ranah maya, bahkan sampai ke ranah dunia nyata. Maraknya persekusi dan adanya keengganan menyolatkan jenazah karena dianggap mendukung salah satu kandidat gubenur saat itu adalah contoh yang membuat kita mengelus dada (masing2).
Lucunya Politik ala Dildo
Dibalik istilah-istilah tabu/sarunya, pasangan DILDO ini mengusung misi yang mulia, yakni menurunkan tensi sejenak persaingan antar pasangan capres – cawapres pada pilpres Tahun 2019.
Metode yang diusung sangat sederhana, yakni mengajak masyarakat untuk tertawa saja melihat pion-pion politik sibuk bertengkar satu sama lain, layaknya kebijakan luar negeri Non-Blok Presiden pertama RI, Ir. Soekarno, Dildo juga mengusung kebijakan tidak memihak salah satu dari dua pasang capres saingannya (tentu saja karena ia juga pesaing para capres! :D).
Jadi kita nikmati saja postingan-postingan segar menghibur ala Nurhadi-Aldo dan jangan lupa seperti seruan kampanye DILDO diatas, untuk 17 April 2019 netizen Indonesia harus mesti wajib SmackQueen YaQueen untuk memilih pasangan Nurhadi-Aldo untuk Indonesia Tronjal Tronjol Maha Asyik.
Jangan lupa untuk pilih Dildo, jika tidak maka 2030 populasi dildo di Indonesia bisa punah karena ditindas oleh genosida penguasa! 😀
Salam #OjoSerius2Amat #DildoForIndonesia :p
Faris Biladi,
Digital Business Expert.

Cari Info Digital & Teknologi Lebih Banyak:
Latest Comments